Jumat, 04 November 2011

HARI BUMI

Narasumber : Sukimin, Ketua Oranisasi Rakyat salah satu unit dari Wahana Lingkungan Hidup (WALHI)

“HARI BUMI”

“apa saja peran Walhi terhadap masyarakat dalam kasus sengketa lahan antara PTPN VII dengan masyarakat ?”
Jadi istilahnya Walhi itu lembaga yang dibentuk oleh rakyat, memperjuangkan rakyat dan juga memperjuangkan lingkungan hidup. Yang menjadi acuan utama seperti abrasi pantai, ilegal loging, disamping itu Walhi membawahi organisasi seperti OR (Organisasi Rakyat) apabila dibutuhkan, maka dia harus membantu rakyat itu. Seperti kemaren pengerukan pasir besi di Seluma hal ini sangat bertentangan sebenarnya. Seperti abrasi pantai yang merusak lingkungan. permasalahan rakyat dengan PTPN itu sebenarnya juga dibantu. Yang penting berpihak dengan rakyat intinya itu.

“apakah Walhi mempunyai agenda tahunan berkaitan dengan hari bumi ?”
Ya pasti ada agenda, masalah bumi ini kan seperti masalah lapisan atmosfir bumi yang terus menipis. Adanya pemanasan global dan segala macam.

“ketika alih fungsi lahan mengejalah di masyarakat seperti lahan persawahan menjadi pemukiman penduduk. Bagaimana reaksi Walhi melihat gejalah ini ?”
Sebetulnya itu tidak jadi masalah. Karna itu menyangkut kepentingan penduduk. Akan tetapi, yang bertentangan itu seperti lahan persawahan produktif di alih fungsikan jadi perkebunan sawit atau karet. Itu an menurut kacamata Walhi itu tidak menjadi persoalan yang terlalu besar, tetapi berdasarkan kacamata pemerintah hal ini merupakan persoalan besar, hal ini tidak dibolehkan dalam arti. Tetapi, apabila masyarakat menghendaki apala daya kita mengambil akomodasi yang terbaik.

“Ketika sawah menjadi permukiman tidak menjadi masalah, lalu ketika sawah alih fungsi menjadi perkebunan hal ini dilarang. Apakah ada tuntutan hukum kepada yang melanggar terhadap paradigma ini ?”
Masalah alih fungsi lahan oleh rakyat itu juga tidak semuanya bisa dituntut itu Cuma pengerak saja pengaruh ke efek ekonomi. Karena, terus terang saja khususnya Seginim merupakan sentra produksi beras Bengkulu khususnya Bengkulu Selatan. Tetapi, yang menjadi kendala karena perambah hutan terlalu banyak dan tidak jelasnya aturan pemerintah tentang hutan lindung dan sosialisasi Perda yang kurang jelas. Sehingga membuat resah masyarakat petani sawah. Sehingga akibat dari hal ini menimbulkan alih fungsi karena, kekurangan air akibat daerah hulu gundul.

“Ketika pembalakan hutan merajalela di Bengkulu. Apakah Walhi mempunyai program pemberian bibit untuk penghijauan ?”
Oh kalau Walhi itu sebenarnya tidak memberikan bibit dia hanya sebagai fasilitator yang membantu masyarakat dan membantu pemerintah mencari jalan keluar bagaimana hutan itu kembali hijau. Jadi buat gebrakan terhadap pemerintah. Saat ada hutan lindung, hutan produksi. Bagaimana caranya di hijaukan kembali.
Bagaimana caranya Walhi berperan menyiapkan segalah macam itu. Jadi intinya Walhi itu tidak menyiapkan bahan apapun seperti bantuan bibit. Paling tidak membantu pemerintah atau masyarakat mencari jalan keluar supaya baiknya. Istilahnya itu Hutan Lindung Taman Nasional dan sebagainya itu sehingga hutan lindung menjadi hijau Kembali menghiasi bumi.

“Harapan Walhi sendiri terhadap masyarakat berkaitan dengan hari bumi ?”
Harapan saya sebagai anggota Walhi terhadap masyarakat kita berharap agar masyarakat itu tidak terlalu mementingkan kelompok atau individu. Karena dengan adanya pembalakan hutan itu akan merugikan banyak orang. Seperti terhambatnya lahan-lahan sawah segala macam akibat banjir. Dengan sendirinya pendakalan air, sumber air. Karena hal ini harapan Walhi caranya kalau bisa dengan pemerintah baik pusat maupun daerah untuk menumbuh kembangkan itu dan membudayakan agar tidak terjadi pembalakan liar kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar