Jumat, 04 November 2011

Blog Pribadi dan Jejaring Sosial Masuk Kategori Sebagai Media Massa Atau Apa Ya?

Dunia Jurnalisme berkembang pesat, mengglobal, sangat kompetitif. Kini kita hidup di era berita 24 jam yang dipenuhi breaking news, dengan radio, stasiun televisi dan situs berita internet yang harus memperbaharui berita-beritanya bahkan setiap menit. Peran koran, stasiun televisi dan radio mulai tersaingi oleh menjamurnya jumlah portal berita yang tumbuh pesat satu dekade terakhir. Dalam situasi yang senantiasa berubah ini, media cetak harus beradaptasi agar tetap relevan dan bertambah menarik perhatian para pembacanya yang semakin cerdas.
Dengan munculnya layanan seperti Twitter, Facebook, Linkedln, MySpace, YouTube, Blog dan lain-lain. Untuk menjadi citizen Jurnalisme di sebuah media massa adalah bukan perkara mudah. Menulispun merupakan perkara yang sulit bagi yang bukan penulis, minimal bagi yang tidak biasa menulis. Jangankan menulis Opini menulis sebuah laporan peristiwa saja, ia akan sulit, harus mulai darimana ia menulis. Apalagi jika menulis opini yang kadang tidak hanya asal bunyi saja. Apalagi jika hendak dikirimkan ke media cetak, selain harus memenuhi karakterisasi dari media tersebut, hal lain yang cukup menentukan adalah orisinalitas gagasan, sistematika penulisan dan pemikiran, panjang tulisan dan EYD.
Sejak munculnya media sosial, orang dengan bebas bisa menulis apa saja. Tanpa takut terkena sensor oleh badan negara. Tetapi, hal yang harus dipegang adalah bahwa kita menulis tersebut berdasarkan hati nurani, etika manusia sebagai makhluk sosial. Setidaknya bisa menjaga mana hak pribadi dan hak publik. Ketika kita bosan atas tulisan kita yang tidak pernah di muat oleh surat kabar daring atau hibrid. Maka, salah satu jalannya, yakni dengan membuat blog pribadi atau jejaring sosial lain.
Blog pribadi akan menjadi milik pribadi, ketika informasi yang kita upload ke internet itu hanya untuk konsumsi kita sendiri. Dan akan menjadi media massa tatkalah blog pribadi kita tersebut di konsumsi oleh berbagai  kalangan yang dinamakan publik. Akan menjadi suatu kepuasan tersendiri bagi seorang blogger yang dahulunya ingin melampiaskan amarah menulisnya ke wadah yang dikenal dengan Blog. Di baca oleh publik  dan publik tersebut memberikan sebuah komentar sebagai feedback di laman blog yang tersedia. Tatkalah blog kita sudah mempunyai member yang loyal, jumlahnya banyak dan mereka menganggap media yang kita gunakan dalam hal ini new media sebagai kebutuhan, dan sekitar 50%+1 masyarakat di suatu daerah tergantung atas new media, maka media itu dikatakan media massa.
Apalagi pada tahun 1990 Bill Gates meramalkan sebagai ahli teknologi “surat kabar akan mati” dalam waktu 10 tahun dia menyatakan ramalannya itu. Ternyata ramalan Bill Gates meleset. Dalam pernyataan susulan April tahun ini, Gates menyampaikan prediksi baru, mungkin sampai lebih 50 tahun ke depan masih ada orang yang mencetak koran, namun dia berkeras suatu saat dimasa depan tidak akan ada lagi buku, majalah, dan surat kabar. Semua itu akan tampil secara digital melalui sebuah alat berbentuk tablet. Hal ini semakin menguatkan para jurnalis awam berkreasi di blog mereka masing-masing. Kapanpun bisa dia edit. Ketika blog pribadi dan jejaring sosial sudah masuk ke dalam media massa, maka para blogger dituntut agar bisa memberikan informasi yang nyaman terhadap publik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar