Jumat, 04 November 2011

Peluang Ekspor Minyak Daun Cengkeh



Bengkulu- Minyak daun cengkeh baru dikenal sekitar dua dasawarsa ini. Merupakan komoditi ekspor yang prospeknya cukup baik.
Sampai tahun 1978, menurut data Biro Pusat Statistik, ekspor minyak daun cengkeh Indonesia sekitar 1.100 ton/tahun senilai 2,5 juta dolar AS. Jumlah itu relatif sama besar dengan volume ekspor Madagaskar yag lebih dulu memproduksinya.
Penyuling sulit mendapatkan bahan baku karena khususnya di Bengkulu banyak pohon cengkeh yang mati dan terserang penyakit. Selain itu kebakaran hutan di Bengkulu pada tahun 1998 menyebabkan pohon cengkeh mati terbakar.
Berdasarkan data Trubus pada tahun 1988, volume ekspor minyak daun cengkeh anjlok menjadi 645 ton senilai US$ 1,4 juta. Harga bunga dan gagang cengkeh mulai turun, sehingga pada tahun 2000-an banyak petani di Bengkulu tidak mampu merawat pohon cengkeh lagi dan mulai mengantikannya dengan tanaman lain yang lebih menguntungkan.
Akan tetapi, ketika pohon sawit sudah bertebaran, bahkan terdapat salah satu penyulingan minyak sawit di PTPN VII Seluma. Harga minyak daun cengkeh relatif stabil, malah cenderung naik. Petani dan penyuling daun cengkeh kembali berminat untuk menyulingnya. Tanaman cengkeh pun mulai di tanam di lahan penduduk. “ saya menanam cengkeh di kebun sawit saya, karena cengkeh sekarang mahal” kata Yahan petani di Padang Gilang Manna Bengkulu Selatan. (Reidi Syaputra/D1E009109)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar