Jumat, 04 November 2011

Berita Pengadaan dan Penulisan Bahan Berita

GATOT BRAJAMURTI HADIR DALAM KONGRES PARFI KE-XIV DI BENGKULU
Bengkulu- Sosialisasi Kongres Parfi Ke-XIV Tahun 2011 Dengan Tokoh Seni, Tokoh Masyarakat di Provinsi Bengkulu yang di adakan di Raffles City Hotel. 14 April 2011.
Kongres yang membahas masalah menjamurnya Film Indonesia yang berbau hantu baik itu Hantu Jeruk Purut sampai kepada Hantu Suster Ngesot. “masalah Perfilman Indonesia yang lebih menekankan kepada aspek Entertain saja. Aspek educatife cendrung di abaikan”. Kata Gatot Brajamurti di selah-selah pidatonya. Selain Gatot Brajamurti tampak pula hadir lima orang narasumber antara lain, Kadis Depkominfo Ali Berti, Gubernur Bengkulu yang di wakili oleh Fauzan Rahiem, Hamdani, HJ. Komalasari, dan Firman. “kita kalau musik sudah menjadi tuan rumah di negeri sendiri, tetapi kalau perfilman kita belum. Hal ini karena belum begitu di berdayakannya film-film yang di buat di daerah dan begitu besarnya pajar dan biaya untuk membuat sebuah film”. Kata Gatot Brajamurti.
Gatot Brajamurti yang saat kongres berlangsung memakai kalung Bunga. Ia juga lulusan Tafsir Usulludin Universitas Al-Azhar Kairo Mesir. Merupakan salah satu kandidat calon ketua Parfi saat kongres berlangsung Ia menjabarkan Visi dan Misi apabila dia terpilih dan bahkan tidak terpilih dalam pemilihan tersebut. “Kalau saya terpilih dan tidak terpilih saya akan memberikan sumbangsi terhadap perfilmn Indonesia baik di daerah maupun di pusat. Bersama-sama dengan Pemda setempat”. Ujarnya. Karena tanpa bantuan dari pemerintah hal ini akan sulit dan sukar. Memang ironi saat ini dunia perfilman Indonesia yang lebih di dominasi oleh film hantu. Bahkan ada sebuah stasiun televisi yang menayangkan sinetron yang tidak masuk akal, seperti manusia tiba-tiba bisa berubah jadi elang. Ada juga seorang anak yang di suruh bapak untuk beli obat ke apotik, tiba-tiba anak tersebut naik pada seekor elang ajaib. Lucu memang, kalau dinalar emang di apotik ada tempat parkir elang?.
Sekda Bengkulu Fauzan Rahiem memaparkan kalau di Bengkulu mempunyai sebuah History yang apabila History tersebut di kemas dalam sebuah Film, maka Film tersebut di ramalkan akan sejajar dengan Film Laskar Pelangi di Bangka Belitung. Bengkulu bisa mengangkat cerita tentang Ir. Soekarno dan Ibu Fatmawati. Bagaimana seorang Bung Karno bisa tertarik dengan seorang gadis Bengkulu, yakni Ibu Fatmawati. Tetapi, ketika hal ini mau di angkat kendala dana menjadi faktor utama film tersebut di  tunda pembuatannya. “Salah satu syaratnya harus membuat kondisi Rumah Bung Karno sesuai dengan suasana saat Bung Karno mendiaminya. Untuk menyulap rumah Bung Karno sesuai dengan situasi tersebut butuh dana minimal lima miliar”. Kata Fauzan Rahiem. (Reidi Syaputra NPM D1E009109)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar