Selasa, 03 Februari 2015

Muhammad, Messenger of God, Biopic Nabi Muhammad dan Film Termahal Iran

Muhammad, Messenger of God, Biopic Nabi Muhammad dan Film Termahal Iran

Kisah film Muhammad, Messenger of God tentang kehidupan Nabi Muhammad sejak lahir hingga berusia 12 tahun.

Film paling mahal Iran yang juga merupakan biopic Nabi Muhammad, Muhammad, Messenger of God, diputar pertama kali di Fajr International Film Festival ke-33 pada Minggu, 1 Februari waktu setempat. Film biopic yang berbujet 30 juta dolar AS ini dibuat oleh sutradara terkenal Iran, Majid Majidi, dan diputar di luar program kompetisi Fajr International Film Festival sesuai permintaan sang sutradara serta untuk menjaga kemuliaan Nabi Muhammad.
Biaya pembuatan biopic ini disokong penuh oleh pemerintah Iran lewat Yayasan Bonyad Mostazafan. Pembuatannya pun dilakukan dengan proses produksi yang terbilang tertutup dan tidak memberikan banyak akses terhadap para wartawan untuk meliputnya. Total produksinya pun memakan waktu hinggalebih dari lima tahun. Tim produksi sampai membangun set kota Mekah dan Madinah dengan arsitektur dari abad keenam di lokasi syuting yang bertempat di selatan kota Teheran, dekat kota suci Qom. Bahkan, Majidi juga melakukan syuting di Afrika Selatan setelah India menolak untuk memberi izin syuting biopic ini.
Adapun dari segi narasi, Muhammad, Messenger of God ini sebetulnya merupakan bagian pertama dari trilogi film tentang kehidupan Nabi Muhammad. "Cerita film dimulai dengan masa dewasa (Nabi Muhammad), dan masa kanak-anak lalu diperlihatkan lewat flashback. Kami memilih periode sebelum Muhammad menjadi nabi," ujar Majid Majidi, seperti dikutip The Washington Post. Majidi sendiri sebelumnya telah menyutradarai beberapa film terkanal Iran, antara lain Children of Heaven, The Song of Sparrows dan Baran.

Majidi juga menambahkan, film Muhammad, Messenger of God bercerita ketika Nabi Muhammad lahir hingga berusia 12 tahun, dan berakhir ketika ia pertama kali mengunjungi Suriah (Sham). Di situlah ia bertemu dengan Bahira, biarawan Kristen, yang meyakini bahwa kelak Muhammad akan menjadi nabi.
BANGUN SET KOTA MEKAH DAN MADINAH
Walau jadi film termahal di Iran, tapi Muhammad, Messenger of God sebenarnya adalah film kedua dengan bujet yang besar tentang Nabi Muhammad. Sebelumnya, pada tahun 1976, dirilislah film The Message garapan Moustapha Akkad yang dibintangi Anthony Quinn.
Namun, Majid Majidi menilai film The Message gagal menampilkan kehidupan Nabi Muhammad secara seimbang. Alih-alih, film tersebut seolah-olah hanya menggambarkan bahwa kehidupan Nabi Muhammad cuma seputar perang dan jihad. Karena itu, ujar Majidi, "citra Islam dalam film itu adalah citra sebuah pedang."
Ia juga menambahkan bahwa film Muhammad, Messenger of God dibuat untuk menyajikan wajah Islam yang benar. "Persepsi dunia tentang Islam sekarang ini tidak sesuai dengan keindahan yang ada dalam Islam," ungkap Majidi.
"Ketika ada sekitar 250 film tentang Yesus Kristus, 120 film tentang Musa, 80 film tentang nabi lain dan 40 film tentang Budha, hanya ada film The Message yang berkisah tentang Nabi Muhammad. Sayangnya, kita gagal untuk mengenalkan Nabi kita kepada dunia barat," lanjut Majidi, seperti dikutip The Guardian.

DIPERKUAT SINEMATOGRAFER ITALIA DAN JAGOAN EFEK VISUAL HOLLYWOOD
Seperti halnya The Message, film Muhammad, Messenger of God ini juga tidak akan menampilkan wajah Nabi Muhammad. Hal ini sesuai aturan dalam ajaran Islam dan juga agar tidak memancing amarah umat muslim. Seperti yang pernah terjadi terhadap serial animasi South Park, karena menggambarkan Nabi Muhammad dengan kostum beruang. Atau, saat film Innocence of Muslims menggambarkan Nabi Muhammad sebagai seorang pedofilia dan playboy.
Karena tidak bisa memperlihatkan wajah Nabi Muhammad, maka sinematografer terkenal Italia, Vittorio Storaro, yang sudah memenangkan tiga Oscar lewat film legendaris seperti Last Tango in Paris (Bernardo Bertolucci) dan Apocalypse Now (Francis Ford Coppola), pun bekerja keras. Ia lalu memainkan level pencahayaan untuk mengaburkan wajah tokoh Nabi Muhammad. Selain Storaro, ada pula jawara Oscar sekaligus jagoan efek visual dari Hollywood, Scott E Anderson, juga terlibat dalam produksi biopic ini.
Meski tak menampilkan wajah tokoh Nabi Muhammad, tak berarti film Muhammad, Messenger of God ini tak menuai protes. Soalnya, Iran memiliki kultur Islam yang didominasi oleh Muslim Syiah. Dibandingkan dengan Muslim Sunni, Syiah terbilang lebih santai dalam memvisualisasikan tokoh-tokoh religius dalam film, walau akhirnya memicu kontroversi.
"Muslim Sunni memang memiliki aturan lebih ketat dalam hal menggambarkan Nabi Muhammad ketimbang Muslim Syiah," papar Lesley Hazleton, penulis buku biografi Nabi Muhammad, The First Muslim.

Menanggapi hal ini, Majid Majidi telah mengatakan bahwa dirinya telah berkonsultasi dengan para cendikiawan Syiah maupun Sunni dari berbagai belahan dunia. "Kami membuat film ini dengan visi untuk  membawa persatuan kepada dunia muslim," ujar Majidi. Karena itu pula, latar waktu untuk cerita film Muhammad, Messenger of God dipilih ketika Nabi Muhammad masih kanak-kanak, sehingga tidak memancing perdebatan antara Muslim Sunni dan Muslim Syiah.
QATAR JUGA BUAT FILM TENTANG NABI MUHAMMAD
Bicara soal kontroversi, proyek film Muhammad, Messenger of God ini memang sensitif sedari awal. Sewaktu berita tentang pembuatan biopic ini mulai tersebar pada tahun 2012, Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir, sebagai salah satu otoritas tertinggi Muslim Sunni, memprotes keras pemerintah Iran. Apalagi, film Muhammad, Messenger of God tetap memperlihatkan sosok Nabi Muhammad, meski bukan wajahnya.
Dalam pernyataan resminya pada tahun 2012, Universitas Al-Azhar meminta supaya pemerintah Iran tidak merilis film Muhammad, Messenger of God, sehingga gambaran Nabi Muhammad tidak terdistorsi dan tetap berada di dalam pikiran umat muslim. Pihak Universitas Al-Azhar juga meminta para pembuat film untuk menghormati agama-agama dan para Nabi.
"Saya memahami kekhawatiran mereka, kami juga memiliki sensitivitas sendiri tentang (penggambaran) figur religius dan saya heran kenapa mereka sudah mengkritisi sebelum benar-benar menonton film ini," kata Majid Majidi.

Selain film Muhammad, Messenger of God, Qatar, yang masyarakatnya didominasi oleh Muslim Sunni, juga membuat film tentang Nabi Muhammad. Seperti dikutip The Hollywood Reporter, perusahaan media Alnoor Holdings dari Qatar akan memberikan 1 miliar dollar AS untuk memproduksi beberapa seri film tentang Nabi Muhammad.
Alnoor Holdings juga bekerja sama dengan Barrie Osborne, produser trilogi The Lord of the Rings, sebagai tim penasehat produksi. Adapun tim penasehat produksi film ini dipimpin oleh Yusuf al-Qaradawi. Ia adalah cendikiawan Muslim Sunni dan penyiar Al Jazeera.
"Ini merupakan benar-benar pertarungan politik, setiap pihak memiliki interpretasi yang berbeda tentang Al-Qur'an," ujar Philippe Ragel, pengamat film Iran dari Universitas Toulouse.

Sumber:
http://www.muvila.com/movies/watch-out/muhammad-messenger-of-god-biopic-nabi-muhammad-dan-film-termahal-iran-150202h.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar