Refresentasi sistem pers barat dapat dilihat pada sistem
pers Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Negara-negara barat umumnya menganut
falsafah yang sama, yaitu liberalism. Ideologi ini menjadi landasan sistem
sosial dan sistem politik mereka. Dalam hal ini, kebebasan pers diyakini
sebagai bagian dari kebebasan berekspresi yang dimiliki oleh setiap individu.
Maka sepatutnya negara memberikan kemerdekaan dengan tanpa turut campur terlalu
dalam terhadap kehidupan pers.
Kebebasan pers tersebut terbukti memberi sumbangan
positif bagi praktik demokrasi dan control yang efektif terhadap pengelolaan
negara. Sebagai contoh dapat dikemukakan salah satu kasus yang menghebohkan
dunia pers AS, yaitu Watergate. Kasus ini bermula dari tertangkapnya lima orang yang memasuki
kantor Partai Demokrat di kompleks Watergate, Washington DC dengan tanpa izin
pada 17 Juni 1972. Beberapa pejabat tampak berusaha menutupi apa yang
sebenarnya terjadi di balik kasus ini. Penyelidikan yang dilakukan oleh Carl
Bernstein dan Bob Woodward, dua orang wartawan Washington Post menguak hubungan kelima kawanan pencuri tersebut
dengan Gedung Putih (istana Presiden Amerika Serikat). Hal ini seolah
melengkapi penyelidikan yang dilakukan oleh aparat hukum sebelumnya. Terungkap
kemudian bahwa lima orang tersebut berusaha melakukan upaya memata-matai Partai
Demokrat yang merupakan lawan politik presiden berkuasa, Richard M. Nixon yang
berasal dari Partai Republik. Kasus ini berakhir dengan dipenjarakannya para
pelaku kejahatan dan mundurnya Nixon dari jabatan Presiden AS. Atas kerja keras
mengungkap kasus ini, Bob Woodward dan Carl Berstein kemudian memperoleh
penghargaan pers yang bergengsi, yaitu Pulitzer.
Referensi: Budiyanto. Kewarganegaraan Untuk SMA Kelas XII, Jakarta: Erlangga, 2005.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar